Persaingan Bahasa Indonesia dalam Bidang IPTEK di Masa Depan
21.16
PERSAINGAN BAHASA
INDONESIA DENGAN BAHASA ASING DALAM BIDANG ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI DI
MASA DEPAN
Abstrak
Bahasa Indonesia menjadi bahasa yang kurang diminati
dikalangan remaja di Indonesia karena kalah bersaingnya dengan bahasa Asing dan
bahasa gaul. Di era globalisasi tentang kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, bahasa pun akan ikut andil dalam persaingan. Surat Menteri Dalam
Negeri menerbitkan buku tentang pendidikan dan kebudayaan yang mengacu agar
masyarakat sadar akan pentingnya bahasa Indonesia, dan bisa melestarikannya
agar tidak punah. Adapun data yang dapat diperoleh dari hasil survey dan wawancara
tentang masalah persaingan bahasa dalam ilmu pengetahuan dan teknologi di masa
depan. Era globalisasi yang ditandai dengan arus komunikasi yang begitu dahsyat
menuntut para pengambil kebijakan di bidang bahasa. Sumber daya manusia
memegang peranan penting dalam keberhasilan pembinaan dan pengembangan bahasa. Gengsi
sosial bahasa Indonesia masih kalah tinggi dengan gengsi sosial bahasa asing.
Memberikan penghargaan yang proporsional adalah salah satu cara agar masyarakat
dapat melestarikan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Kata kunci: bahasa, era globalisasi, persaingan bahasa,
masyarakat Indonesia, pelestarian bahasa.
1.
PENDAHULUAN
Di zaman
yang sudah dibilang sebagai zamannya globalisasi ini Bahasa Indonesia sangat
kurang diminati oleh masyarakat umum, mungkin karena muncul kata-kata yang baru
seperti bahasa alay atau bahasa gaul ini membuat orang-orang hampir tidak
mengetahui bahasa baku/formal dari Bahasa Indonesia itu sendiri. Kita sebagai warga
negara Indonesia apalagi sebagai pemuda dan pemudi bangsa ini harusnya mampu
untuk mempertahankan dan mengembangkan bahasa negeri kita sendiri. Akan tetapi,
di sisi lain Bahasa Indonesia mulai terganggu dan terasingkan di Dunia
globalisasi ini dengan adanya bahasa asing dari negara maju yang mampu bersaing
dalam bidang Ilmu dan Teknologi. Sekarang sudah banyak sekolah-sekolah di Indonesia
yang sedang fokus untuk menjadi Sekolah Berstandar Internasional (SBI). Hal ini
akan membawa dampak dengan ditutupnya atau dihilangkannya pelajaran Bahasa
Indonesia di sebagian sekolah di Indonesia karena mewajibkannya untuk berbahasa
asing bukannya Bahasa Indonesia itu sendiri. Secara tidak langsung juga,
bangsa Indonesia disaat ini sudah melukai hati para leluhur yang sudah
berjuang mati-matian demi kemerdekaan Indonesia dan hal ini akan menghilangkan
wibawa dan identitas bangsa Indonesia di kancah dunia Internasional dan di mata
dunia.
Pada
tanggal 16 Maret 1995 Indonesia pernah mengerluarkan Surat Menteri Dalam Negeri
kepada Gubernur, Bupati, dan Walikota di seluruh Indonesia tentang Penertiban
Penggunaan Bahasa Asing. Instruksi yang berisi pada surat itu untuk mengubah
papan nama perdagangan di seluruh wilayah Indonesia dengan menggunakan bahasa Indonesia.
Selain mengeluarkan Surat Menteri Dalam Negeri, pada bulan Mei 1995 Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan menerbitkan
buku yang berjudul
“Pedoman Pengindonesiaan Nama dan Kata Asing”, papan nama, papan
petunjuk, kain rentang, dan papan iklan di sejumlah kota di Tanah Air
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Penulisan bahasa Asing masih
diperbolehkan dengan syarat harus dituliskan di bagian bawah bahasa Indonesia
dengan huruf Latin yang lebih kecil. Hal ini merujuk agar sebagai warga negara
Indonesia, kita dapat melestarikan bahasa Indonesia itu sendiri dengan tutur
bahasa yang baik dan benar. Adapun tujuan dalam penelitian kali ini adalah
untuk mengetahui persaingan bahasa Indonesia dengan bahasa asing lainnya dalam
dunia internasional maupun di Indonesia itu sendiri di masa depan.
2.
METODE PENELITIAN
Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian menggunakan survey
dengan tipe dampak dan perkembangan. Penelitian ini dilaksanakan di Kota
Bandung. Berdasarkan survey yang sudah dilakukan, subjek penelitian untuk studi
kualitatif adalah dikalangan teman teman dan kerabat dekat mendapatkan berbagai
aspirasi yang mungkin dapat tersalurkan kedepannya. Dengan adanya studi kasus
ini, kita dapat mengetahui dampak dan pengaruh yang akan terjadi di masa depan,
baik dampak yang positif maupun dampak yang negatif. Instrumen yang digunakan
untuk mengumpulkan data penelitian ini adalah (1) kuesioner tentang persaingan
maupun perkembangan bahasa Indonesia di masa depan (2) wawancara kepada
beberapa teman, kerabat dekat dan juga keluarga (3) memberikan opini tentang
dampak yang terjadi nantinya (4) penilaian proses berbentuk catatan lapangan
(5) dokumentasi pensurveyan data penelitian. Penelitian ini menghasilkan satu
jenis data yang diperoleh yakni data pensurveyan pendapat maupun kritikan
dengan tema perkembangan berbahasa di masa yang akan datang.
3.
HASIL DAN PEMBAHASAN
a.
Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil uji dan survey yang
sudah saya lakukan dengan beberapa kuesioner dan hasil lapangan yang sudah
tercatat tentang nasib bahasa Indonesia di masa depan nanti, yaitu disajikan
dalam tabel berikut :
Tabel 1
Hasil survey tentang persaingan Bahasa Indoensia di masa depan
Hasil survey tentang persaingan Bahasa Indoensia di masa depan
The percentage bahasa can compete
according the survey
|
The percentage bahasa can’t compete
according the survey
|
The percentage bahasa may be
compete according the survey
|
10%
|
70%
|
20%
|
Tabel
diatas menunjukkan bahwa lebih dari 50% bahasa Indonesia tidak bisa bersaing
dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi di masa depan dalam dunia
Internasional, dan hanya 20% saja yang yakin bahwa bahasa Indonesia dapat
bersaing. Dengan penelitian ini kita bisa mengambil kesimpulan dari tanggapan
masyarakat Indonesia terhadap bahasa Indonesia di masa depan.
Tabel 2
Hasil wawancara tentang persaingan Bahasa Indonesia di masa depan
Hasil wawancara tentang persaingan Bahasa Indonesia di masa depan
“ Persaingannya
sepertinya akan lemah, karna kita tau dan kita sendiri sudah melihat saat ini
saja teknologi yg dekat dengan kita seperti komputer tidak di setting dengan
bahasa indonesia.. Itu sudah menandkan bahwa tidak mampu bersaing, kita lihat
saja hal seperti itu ... Bahasa indonesia juga kalah karna saat ini orang
orang atau anak muda sudah dan begitu banyak yang meninggalkan bahasa
indonesia terutama bahasa indonesia yang baik dan benar.. Mereka begitu hebat
dalam bahasa asing karna apa? Karna mereka ingin mengejar masa depan yang
cemerlang “ by Asrika Vitawati
|
“ Jika asing disitu
adalah semua bahasa di dunia, indonesia tentu ada kesempatan untuk bersaing,
tp tetap faktor internal yg paling penting, jika ingin sebuah budaya dikenal
bahkan ditiru dunia, bangsa tsb harus membuat sesuatu yang luar biasa, salah
satunya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, putra putri bangsa itu amat
sangat cerdas, emas pun tak absen untuk direbut dr ajang internasional, masalahnya
adalah kurang berkualitasnya wadah yg menanggulangi orang2 cerdas itu,
diperlukan pemerataan dalam segala aspek, dan juga penanaman sikap jujur,
disiplin, dan kerja keras bukan tidak mungkin budaya bangsa indonesia menjadi
kiblat bangsa asing, termasuk bahasa indonesia, tak menutup kemungkinan bisa
mengalahkan pamor bahasa inggris, prancis, jepang, dan tiongkok “ by Aqilla
Nabil M
|
“ punten, kata saya sih
bahasa indonesia belum mampu untuk barsaing dengan bahasa asing kalau untuk
bidang iptek. soalnya abstrak kita orang indonesia aja masih harus ada bahasa
inggrisnya, itu satu. dua, jurnal internasional terbitan kita juga harus
berbahasa inggris. tiga, artikel ilmiah atau jurnal terbaru juga masih banyak
diterbitin sama orang asing. sarannya sih kita kita harus banyak nerbitin
hasil penelitian dulu, mau bentuk artikel atau jurnal, bebas. jadi orang
asing bakal tertarik ke kita baru kita mulai invasi bahasa deh biar bisa
bersaing “ by Akhmadi Handi
|
Berdasarkan table diatas, itu adalah beberapa komentar
dari hasil survey wawancara yang telah saya lakukan selama dalam penelitian
ini.
b.
Pembahasan
Persaingan
bahasa Indonesia dalam Negeri maupun dunia Internasional
Bahasa Indonesia adalah bahasa yang
seharusnya kita junjung tinggi di Negeri kita tercinta ini, seperti khalayaknya
kita mencintai negeri kita. Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang semakin maju setiap tahunnya, tentu dapat berpengaruh terhadap
perkembangan bahasa di dunia ini juga. Seperti halnya suatu negara yang
menemukan atau menciptakan suatu teknologi modern yang sangat berpengaruh bagi
dunia Internasional, sebagai contohnya negara Jepang yang membuat berbagai
macam robot yang dapat membantu memasak, mencuci pakaian, membersihkan rumah,
bahkan menjadi teman sehari-hari. Sangat berkesan memang jika sebuah robot bisa
menjadi teman sehari-hari kita nantinya, seperti halnya di film animasi jepang
yaitu Doraemon yang tidak lain dan tidak bukan adalah sebuah robot yang bisa
menjadi teman hidup untuk Nobita dan dapat berbagi cerita bahkan dapat memberi
pertolongan juga. Memang terdengar tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini,
karena perkembangan teknologi semakin tahun semakin canggih dan luar biasa bisa
membuat orang terheran-heran dengan penemuan-penemuan yang sulit dipahami bagi
orang biasa. Kembali pada pembahasan, bagaimana dengan persaingan bahasa
Indonesia yang akan terjadi dalam ilmu pengetahuan dan teknologi di masa depan?
Tentu ini adalah sebuah PR besar bagi negara Indonesia bukan hanya di dunia
Internasional tetapi juga di dalam negeri sendiri. Untuk bisa bersaing dalam
dunia Internasional terutama dalam permasalahan bahasa, mungkin Indonesia
berada di ujung tanduk, karena permasalahan bahasa Indonesia tidak hanya di
dunia Internasional tetapi juga di dalam negeri sendiri seperti saat ini,
adanya bahasa gaul atau bahasa alay yang mengubah arti kata suatu ucapan yang
membuat bahasa Indonesia yang berada pada KBBI sudah tidak dihiraukan lagi.
Permasalahan ini seharusnya bisa membuat orang-orang sadar terutama remaja di
Indonesia ini, karena dengan adanya bahasa alay Indonesia sulit untuk bersaing
di dunia Internasional. Bukan hanya bahasa alay atau bahasa gaul saja yang
membuat bahasa Indonesia kalah bersaing di negeri sendiri, karena dengan adanya
sekolah-seoklah yang bertaraf Internasional (SBI), bahasa Indonesia kalah
tersaingi di negeri sendiri dengan bahasa asing. SBI ini mewajibkan para
siswanya untuk berbahasa asing di setiap harinya dan menjadikan bahasa asing
sebagai bahasa wajib, oleh karena itu bahasa Indonesia itu sendiri mungkin akan
terhapuskan di negeri sendiri jika setiap sekolah menggantikan bahasa Indonesia
yang wajib menjadi bahasa asing. Kembali pada persaingan dalam ilmu pengetahuan
dan teknologi di masa depan. Bahasa Indonesia kini sudah kalah bersaing di
negeri sendiri, dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, mungkin
kebanyakan dari semua penemuan ataupun karya yang sudah diciptakan, bahasa yang
digunakan dalam produknya menggunakan bahasa Asing karena untuk menarik
perhatian dalam dunia perdagangan Internasional, karena orang-orang lebih
mempercayai produk buatan negara-negara maju dibandingkan dengan negara
berkembang seperti negara Indonesia ini. Tentu saja Indonesia sudah kalah dalam
berbagai aspek, baik itu dari ilmu pengetahuan teknologi maupun dari aspek
bahasa.
Tantangan dan peluang pada era globalisasi
Era globalisasi yang ditandai dengan arus komunikasi
yang begitu dahsyat menuntut para pengambil kebijakan di bidang bahasa bekerja
lebih keras untuk lebih menyempurnakan dan meningkatkan semua sektor yang
berhubungan dengan masalah pembinaan bahasa. Sebagaimana dikemukakan oleh
Featherston (dalam Lee, 1996), globalisasi menembus batas-batas budaya melalui
jangkauan luas perjalanan udara, semaki luasnya komunikasi, dan meningkatnya
turis (wisatawan) ke berbagai negara. Berbagai peluang bahasa Indonesia dalam
era globalisasi ini antara lain adanya dukungan luas dari berbagai pihak,
termasuk peran media massa. Sementara itu, tantangannya dapat dikategorikan
atas dua, yaitu tantangan internal dan tantang eksternal. Tantang internal
berupa pengaruh negatif bahasa daerah berupa kosakata, pembentukan kata, dan
struktur kalimat. Tantangan eksternal datanga dari pengaruh negatif bahasa asing
(teruatama bahasa Inggria) berupa masuknya kosakata tanpa proses pembentukan
istilah dan penggunaan struktur kalimat bahasa Inggris. Pada masa-masa
mendatang, terutama pada era global ini, sumber daya manusia memegang peranan
yang sangat menentukan kadar keberhasilan sesuatu, termasuk keberhasilan
pembinaan dan pengembangan bahasa. Oleh karena itu, para pemegang kebijakan dan
pelaksana di lapangan harus pandai-pandai memanfaatkan peluang sebaik-baiknya,
sekecil apa pun peluang itu. Masalah pembinaan dan pengembangan bahasa selama
ini telah memperlihatkan perkembangan yang menggembirakan. Hal ini tidak
berarti di seputar itu tidak ada hambatan atau tantangan yang memerlukan
penanganan yang serius. Pada masa-masa mendatang pembinaan dan pengembangan
bahasa dihadapkan kepada berbagai tantangan yang apabila hal itu tidak
ditangani dengan sungguh-sungguh akan menjadi kerikil-kerikil tajam yang dapat
menghambat usaha tersebut.
4.
KESIMPULAN
Jika kita berbicara tentang gengsi sosial
dalam huungannya dengan bahasa Indonesia secara jujur masih memerlukan
penanganan yang serius, baik yang menyangkut pembinaan maupun pengembangannya.
Gengsi sosial bahasa Indonesia masih kalah tinggi dengan gengsi sosial bahasa
asing (terutama bahasa Inggris) memang
kita akui, dan hal ini merupakan tantangan. Namun, hal ini janganlah kita
tinggal diam dan pesimis. Sebaliknya, kita harus melakukan upaya-upaya yang
dapat mengangkat gengsi sosial atau martabat bahasa Indonesia sehingga dapat
sejajar dengan bahasa asing yang sudah maju, mempunyai nama (prestise), dan
berpengaruh besar di kalangan masyarakat. Salah satu cara yang bisa dilakukan
agar bahasa Indonesia mempunyai gengsi sosial yang tinggi di kalangan
masyatakat Indonesia adalah memberikan penghargaan yang proporsional kepada
anggota masyarakat yang mampu berbahasa Indonesia (baik lisan maupun tulis)
dengan baik dan benar, sebagai bagian dari prestasi yang bersangkutan. Misalnya,
sebagai persyaratan pengangkatan pegawai negeri atau karyawan, sebagai persyaratan
promosi jabatan, pemberian royalti yang layak kepada penulis/pengarang di
bidang masing-masing dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
5.
REFERENSI
Abidin, Yunus. dkk. (2015) Kemampuan Menulis Berbicara Akademik. Bandung:
Rizqi Press.
Alwi, Hasan. (2000) Tata bahasa baku bahasa indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Muslich, Masnur. (2010) Bahasa Indonesia pada Era Globalisasi:
Kedududkan, Fungsi, Pembinaan, dan Pengembangan. Jakarta: Bumi Aksara
Saukah, Ali. (2003) Pengajaran Bahasa Inggris di Indonesia. Malang: Universitas Negeri
Malang Press.
Wurianto, Arif Budi. (2002) Globalisasi, Teknologi Informasi, dalam
Peran Bahasa. Linguistik Indonesia